Jumat, 25 September 2015

Cerita Kecil Ku






Masa SMA/SMK merupakan masa peralihan dari remaja menuju dewasa. Pada masa inilah banyak hal yang terjadi. Sebuah tamparan yang sangat keras dan mengena kepada setiap orang yang mengalaminya. Namun pada masa ini lah sebuah kisah penuh kenangan terukir dengan rapi. Ya, masa itu adalah masa dimana kita mudah terluka dan sering terjatuh.
Tak perlu kisah dengan banyak pemeran dan ending yang sempurna. Sebuah kisah kecil dengan sahabat dan orang-orang disekitar kita merupakan saat yang paling membahagiakan. Karena ketika kita menangis, ada seseorang yang akan mengulurkan tangan hangatnya dan membantu kita berdiri.

KISAHKU


Ini adalah sebuah kisah kecilku semasa SMK atau sederajat dengan SMA/MA/MK. Dapat kuceritakan dengan singkat. Bahkan tidak sampai 2 lembar jika kutulis di kertas A4. Namun butuh waktu lama untuk menyembuhkan luka akibat kisah ini.
Tuhan menciptakan dunia ini benar-benar sempurna, skenario indah mengalun dengan lembut disertai hentakan-hentakan dan tempo yang tepat. Pada dasarnya, manusia adalah makhluk yang lemah, Tuhan lah yang memberikan kekuatan kepada kita melalui skenario-Nya.

Hidup tanpa masalah itu seperti tidur tanpa menutup mata, mustahil!

3 sahabatku ini bisa dibilang orang yang keras kepala. Tau kan obat yang bikin kita ngefly untuk ngelupain semua masalah? Itu udah jadi langganan mereka. Untuk anak usia SMK itu lagi bandel-bandelnya loh, tapi untuk masalah sekolah mereka ini bisa dibilang anak yang lumayan rajin. Dan aku? Alhamdulillah aku ngga pernah ngikut jejak mereka.

Tapi jangan kalian pikir aku yang terbaik diantara mereka! Justru sebaliknya. Akulah yang paling hina diantara mereka.

Pernah ngerasa ditipu dan kehilangan uang sampai 4 juta? Semua kehinaanku berawal dari itu. Engga kebayangkan stress-nya kita, frustasinya kita, mungkin sebagian orang akan bunuh diri atau bahkan bisa hidup dengan kegilaan. Dan aku, aku malah tega mengambil uang yang bukan hakku. Aku khilaf, aku pun sudah berani mengakuinya. Ku kembalikkan uang itu, dengan harapan aku bisa dimaafkan.

Seperti air yang sudah tercemar, begitulah kepercayaan mereka terhadapku. Jangan berfikir kalau aku mengambil uang milik sahabatku yang bandel-bandel itu. Bukan mereka, tapi ini adalah teman kosku, dia yang selalu membuatku merasa hidup tanpa masalah.

Se-tega itukah aku! Hina sekali bukan? Mata ini pun seudah lelah untuk menyesali dan menangisi semuanya. Bantu aku TUHAN, aku lelah, aku menyesal! Dan disaat seperti itu, justru 3 bandel inilah yang bisa mengerti perasaanku. Bahkan mereka tetap mau menerimaku menjadi sahabatnya.

Aku seperti mendapat lilin dalam kegelapan. Hanya mereka yang tetap percaya padaku, mereka yang merangkulku, dan mereka yang mengulurkan tangan padaku untuk bangkit.

Lalu bagaimana dengan 4 juta itu? Bagaimana caranya untuk mencari uang penggantinya dalam waktu singkat? Sebagian orang memberi solusi dengan kata “Jual Diri”. Aku bahkan akan mendapatkan lebih dari 4 juta.

Lagi-lagi ketiga bandel inilah yang mencegahku. Mereka selalu melindungiku. Lalu apa? Apa yang harus aku lakukan? Aku bahkan sudah niat melakukannya! “Jangan sampai kamu melakukannya, aku tak mau terjadi apa-apa padamu” dengan penuh keyakinan aku menjawab “saat aku memaksamu untuk berhenti memakan pil itu, hanya demi kebaikanmu tapi kamu tetap meminumnya lagi kan? Begitulah aku saat ini, mungkin aku akan tetap melakukannya.”

Hidup ini memang benar, tak mungkin dapat dipecahkan kerasnya hanya dengan sebatang lidi. Tapi hanya dengan sebatang lidi pun kita bisa membersihkan daun-daun yang berguguran. Aku pun berjanji saat sampah-sampah daun itu telah bersih dan hilang, aku akan menggantikan peran lidi itu menjadi jaring. Kenapa jaring? Karna aku tidak ingin tanah yang sudah kubersihkan susah payah dengan lidi itu harus terkotori kembali dengan sampah-sampah yang sama, maka akan aku bendung sampah itu dengan jaring sebelum sampah itu sampai ke tanah.

Jadi, jika pekerjaan hina ini akan ku lakukan. Maka aku dapat memastikannya dapat menjaringnya kembali agar aku tidak melakukannya lagi.

Jangan pernah berfikir orang yang dari dulu baik pasti dia akan selalu baik. Rumusnya tidak sesimple itu! Orang yang baik pasti suatu saat dia juga akan melakukan kekhilafan, dan setelah semuanya menjadi tidak baik pasti suatu saat nanti dia akan tersadar. Begitulah aku, aku memang senang mendapatkan lilin dalam kegelapan. Tapi ingat itu hanya lilin, tidak mampu membantu kita dalam kegelapan tanpa adanya api untuk menyalakannya!




Writer : Ra
Editor : Gi